REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Peringatan Hari Guru Nasional pada Kamis (25/11) ini harus tercoreng akibat ulah oknum guru yang masih melakukan kekerasan terhadap siswanya. Hanya karena tidak ada tanda tangan orang tua dalam lembar hasil belajar, seorang oknum guru yang mengajar di SD Pangudiluhur 1-2 Solo memukul siswanya hingga berulang kali.
Ulah oknum guru tersebut pun menuai protes dari orang tua siswa. “Semula saya memang tidak tahu tentang pemukulan itu karena anak saya takut cerita. Tapi saat saya mendengar ada seorang siswa yang dipukul, saya baru bertanya pada anak saya. Ternyata anak saya sudah kena pukul empat kali, “ tutur orang tua siswa yang enggan disebut namanya kepada wartawan di Solo, Kamis.
Ibu itu menceritakan kejadian terakhir pemukulan yang diterima anaknya tersebut terjadi ketika tidak ada tanda tangan orang tua dalam lembar hasil tes. Lantaran nilai tes kurang memuaskan, anaknya enggan menunjukkan lembar tersebut kepada orang tua untuk dimintakan tanda tangan. “Anak saya lalu dipukul di bagian kepala. Saya kecewa sekali dengan perlakuan guru itu, “ ujarnya.
Orang tua siswa itu mengaku tidak terima dengan perlakuan oknum guru yang main tangan tersebut. Diakuinya, meski tidak membekas secara fisik, pemukulan tersebut berdampak pada psikologis anak. “Kalau ada pelajaran IPS dan PKN, anak saya tidak mau sekolah karena diajar guru itu, “ ungkapnya.
Ulah guru tersebut sebenarnya telah dilaporkan sejumlah wali murid ke pihak sekolah dan komite. “Tapi ini kok terkesan tidak ada tindakan riil pada guru yang bersangkutan, “ ungkap orang tua murid tersebut. Padahal, menurutnya, pihak wali murid ingin sekolah membina dan memberikan sanksi tegas kepada oknum guru tersebut.
Lantaran tidak mendapatkan jaminan dari pihak sekolah agar kejadian serupa tidak terulang lagi, orang tua siswa berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain. Bahkan, orang tua siswa tersebut mengaku tidak akan menyekolahkan anaknya yang lain ke sekolah tersebut. “Kekerasan ini mempengaruhi belajar anak saya. Mungkin jika anak saya yang kelas 4 ini tidak naik, akan saya pindahkan. Dan adiknya tidak akan saya sekolahkan ke sekolah itu, “ tuturnya.
Saat diminta tanggapan, Kepala SD Pangudiluhur 1-2 Solo, Istiyanto membantah kasus kekerasan tersebut terjadi di sekolahnya. “Tidak ada guru yang memukul siswa, “ bantahnya. Menurutnya, oknum guru tersebut hanya memukul buku siswa karena hasil ujian tidak dibubuhi tanda tangan orang tua.
Kepala sekolah tersebut justru menuding siswa yang memutarbalikkan fakta. Menurutnya, hal itu dilakukan siswa agar mendapat pembelaan orang tuanya. “Kadang siswa pintar memutar balikkan fakta agar dibela orang tuanya. Yang dipukul guru itu bukan siswa tapi hanya bukunya, “ tegasnya.
Meski demikian, Istiyanto mengatakan guru yang bersangkutan telah mendapat pembinaan setelah ada laporan wali murid. Dia meminta persoalan ini agar dapat diselesaikan secara internal dan berjanji akan menindak guru yang ketahuan main tangan kepada siswanya. “Saya harap jalinan komunikasi antara orang tua siswa dengan sekolah terus terjalin. Dan masalah ini dapat diselesaikan secara internal,“ jelasnya.
Dengan menyebut namaMu Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang aku melangkah menuju dunia maya
Selasa, 30 November 2010
Kasus Guru Pukul Siswa Masih Terjadi di Solo
Guru sedang mengajar di kelas/ilustrasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar