Unair Terima 61 Mahasiswa Santri
By Republika Newsroom
Rabu, 07 Juli 2009 pukul 07:34:00
Font Size A A A
Email EMAIL
Print PRINT
Facebook
Bookmark and Share
SURABAYA -- Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerima 61 calon mahasiswa santri dari kalangan pesantren sebagai penerima beasiswa dari Departemen Agama (Depag) dalam program Santri Berprestasi. Mereka langsung diserahkan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama (Depag), Choirul Fuad Yusuf, dan diterima oleh Rektor Unair Surabaya yang diwakili Wakil Rektor (Warek) I, Prof Dr Muhammad Zainuddin, Apt, di Rektorat Unair Surabaya, Senin (6/7).
Penerimaan mahasiswa Unair dari siswa/santri asal sekolah di bawah naungan Depag itu merupakan hasil kerja sama antara Unair dan Depag sejak 2007. Dari tahun ke tahun siswa/santri yang diterima jumlahnya selalu meningkat. Tahun pertama (2007) terdapat 33 siswa yang diterima di Unair, tahun 2008 meningkat menjadi 50 siswa, tahun 2009-2010 menjadi 61 siswa.
Menurut Choirul, program beasiswa Depag tahun 2009 diikuti sekitar 6.000 siswa/santriwan/santriwati dari sekolah di bawah naungan Depag, misalnya Diniyah (MAN), Pondok Pesantren, Majelis Taklim, dan sebagainya dari seluruh wilayah di Indonesia. "Dari 6.000 peserta tersebut 480 diterima di berbagai PTN berkualitas di Indonesia. Selain 61 siswa yang diterima di Unair, juga ada yang diterima di UI, UGM, ITB, IPB, ITS, dan UIN Jakarta," katanya.
Kepada mahasiswa baru itu, Depag memberikan beasiswa berupa biaya kuliah hingga lulus serta biaya hidup (life cost) per orang Rp 800.000 setiap bulan. Sebagai konsekuensinya, setelah lulus dan menjadi sarjana dengan berbagai kompetensi keilmuannya, mereka wajib kembali ke almamater untuk mengabdikan ilmu dan ketrampilan yang didapat untuk adik kelasnya minimal selama tiga tahun. "Tujuan kami memang untuk membatu siswa/santri berprestasi, sekaligus mengembangkan iptek di lingkungan komunitas diniyah dan pesantren yang ke depan akan menjadi agen pengembangan intelektual dengan moral yang baik," katanya.
Langkah Depag itu juga akan dapat mengubah citra sekolah-sekolah di bawah naungan Depag yang sering diidentikkan dengan sekolah kaum sarungan dan miskin.
"Dengan kerjasama beasiswa itu, kami berharap akan terjadi perubahan kajian-kajian intelektualitas di kalangan santri dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan nilai-nilai obyektivitas bermoral dan mampu mereduksi sikap-sikap ekstrem atau radikal," tuturnya.
Selama ini, ada kesan yang mencurigai bahwa pesantren sebagai sarang pembelajaran teroris, padahal hal itu tidak benar. "Jadi, beasiswa itu ada kaitannya dengan usaha pengembangan keamanan global," katanya.
Wakil Rektor I Unair, Prof Dr Muhammad Zainuddin mengatakan, Unair menerima kerjasama itu melalui PMDK Khusus. Untuk itu, ia juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan kepada Unair untuk membimbing santri-santri dari sekolah di bawah Depag. Ia mengakui, ada perbedaan kultur pendidikan antara kultur pesantren dengan kultur universitas (sekolah umum), karena mereka akan menjalani matrikulasi selama dua bulan di Unair sejak 16 Juni lalu. "Dari 61 mahasiswa baru asal Depag itu akan belajar di Fakultas Kedokteran (FK) lima orang, FK Gigi tiga orang, Fakultas Ekonomi tujuh orang, Fakultas Farmasi enam orang, Fakultas Psikologi lima orang, Fakultas Ilmu Budaya empat orang, Fakultas Keperawatan enam orang, dan Fakultas Sains dan Teknologi 24 orang," katanya.ant/bur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar