Dengan menyebut namaMu Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang aku melangkah menuju dunia maya
Sabtu, 06 Juni 2009
Riana Helmi, Dokter di Usia 17 tahun
By Republika Newsroom
Jumat, 22 Mei 2009 pukul 16:54:00
Wajahnya masih terlihat cukup muda, bahkan imut-imut. Dengan kacamata tipisnya, wajah itu semakin terlihat imut dibandingkan wajah teman-teman di sekelilingnya. Bahkan toga wisuda yang dikenakan di atas kepala berjilbab itu pun terlihat agak kedodoran. Namun wajahnya tetap tenang dan penuh percaya diri saat berdiri bersama sesama sesama sarjana lainnya pada upacara wisuda di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akhir pekan lalu.
Dialah Riana Helmi, sarjana termuda lulusan Fakultas Kedokteran Umum UGM. Riana berhasil meraih gelar sarjana (SI) di usia yang masih cukup muda, 17 tahun 11 bulan. Ia lulus 25 Februari 2009 lalu, diwisuda akhir pekan lalu.
Riana bahkan hampir tak terlihat tertutup oleh rekan-rekannya yang cukup tinggi di barisan upacara wisuda tersebut. Bahkan saat Rektor UGM Prof Dr Sudjarwadi memanggil namanya sebagai lulusan termuda, hadirin yang datang hampir tak bisa melihat badannya yang kecil meski telah berdiri.
Riana memang cukup spektakuler. Masuk sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, 2005, dia juga tercatat sebagai mahasiswa termuda yang saat itu berusia 14 tahun. Meski usianya cukup muda namun prestasi akademik Riana cukup membanggakan. Buktinya, dalam kurun waktu 3,6 tahun Riana berhasil menggondol lulus Kedokteran dengan nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) 3,67. "Alhamdulillah, saya sudah lulus. Memang saat masuk saya paling muda tetapi saya bisa menjalaninya dan tidak banyak kendala," papar gadis kelahiran Banda Aceh, 22 Maret 1991 ini.
Didampingi kedua orang tuanya, Riana tampak puas atas prestasinya itu. Menurutnya, saat masuk ke UGM, ia Riana tidak memperoleh perlakuan istimewa dari dosen maupun dari teman-temannya. Dia tetap memperoleh tugas dari staf pengajar di UGM sama dengan teman-teman lainnya yang usianya jauh lebih tua tiga hingga empat tahun darinya. "Kalau di kedokteran itu tugasnya banyak, tetapi alhamdulillah semua bisa terselesaikan," ujarnya.
Ayah Riana, Helmi saat mendampingi putrinya usai wisuda mengatakan, selama duduk di bangku sekolah SMP dan SMA, anaknya mengikuti program akselerasi (percepatan). Riana masuk sekolah dasar (SD) di usia tahun. "Sejak umur 3 tahun, Riana sudah bisa membaca. Dia ngotot ingin sekolah karena senang sekali melihat sekolahan. Akhirnya umur 4 tahun saya masukkan ke SD," Helmi menuturkan.
Dia menceritakan, anak sulungnya ini sejak usia dua tahun sudah memperlihatkan kesukaanya terhadap buku. Bahkan di usia seperti itu Riana suka minta dibelikan buku-buku untuk belajar. "Buku-buku itu juga dipelajarinya. Kita seringkali dipaksa untuk mengajarinya sampai bisa, bahkan sampai larut malam," paparnya.
Salah satu sifat Riana sejak kecil yang cukup menonjol, menurut Helmi, selain suka membaca adalah tidak suka bermain boneka. Bahkan Riana cenderung takut terhadap boneka. "Setiap hari kerjaannya hanya belajar-belajar, dan membaca. Riana senang sekolah. Menurutnya, sekolah seperti bermain," tutur Helmi yang juga seorang staf pengajar Perwira Polri di Sukabumi, Jawa barat ini.
Meski sudah lulus dalam usia muda, Riana memiliki keinginan melanjutkan sekolahnya dan bercita-cita untuk menjadi dokter spesialis kandungan. Jika hal itu tercapai, maka Riana akan menjadi dokter spesialis kandungan termuda Indonesia.yli/bur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar