SELAMAT DATANG DI BLOG HARYOTO SUNGAILIAT BANGKA

Selasa, 29 September 2009

SD Karakter


SD Karakter

Bahasa Indonesia English Version

Home Up


Tentang IHF
Model PHBK
Efektifitas PHBK
Program IHF
Berita
Produk IHF
Struktur Organisasi
Daftar Sponsor
Foto Kegiatan
Info Pelatihan Guru
Karir


A. FALSAFAH SD KARAKTER

Sekolah Dasar Karakter berdiri pada tahun 2004 dan bernaung di bawah Yayasan yang peduli pada pendidikan anak dan keluarga yaitu “Badan Waqaf Warisan Nilai Luhur Indonesia” (INDONESIA HERITAGE FOUNDATION/IHF).

A.1. LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh Bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.

Karakter bangsa merupakan aspek terpenting karena akan menentukan kemajuan suatu bangsa. Dan kualitas karakter bangsa ini sangat ditentukan oleh kualitas karakter SDM. Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Menurut C.G. Jung, kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Otago di New Zealand yang meneliti lebih dari 1000 anak-anak selama 23 tahun, membuktikan bahwa sejak usia 3 tahun seorang anak sudah bisa diprediksi bagaimana karakternya kelak ketika dewasa. Hasil penelitian ini telah memberikan inspirasi bahwa program pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini, sehingga ada sebuah ungkapan “At 5 or 6, you’re made for life” (Tim Utton). The child’s most crucial developmental stage is the first six years” (Maria Montessori). Programs aimed at correcting wayward juvenile behaviour need to start with preschoolers” (Yvonne Martin).

Masalah serius tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspekknowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.

Selain itu, sistem pendidikan dini yang terlalu kognitif ini juga terlalu abstrak (tidak konkrit), dengan proses belajar murid yang pasif, kaku, sehingga proses belajar menjadi sangat tidak menyenangkan dan penuh beban. Semuanya ini telah “membunuh” karakter anak menjadi tidak kreatif, tidak percaya diri, tertekan dan stress, serta tidak mencintai belajar, sehingga sulit membentuk manusia yang lifelong learner dan berkarakter.

Pembentukan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menantang, serta menumbuhkan rasa keingintahuan anak, sehingga membuat anak betul-betul tercelup dalam ecstasy of learning.

Pada dasarnya, anak yang kualitas karakternya rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah, sehingga anak beresiko besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri. Maka tidak heran sistem pendidikan kita menghasilkan kualitas SDM yang kualitas karakternya rendah, yang mungkin penyebab utama dari terpuruknya Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Thomas Lickona - seorang profesor pendidikan dari Cortland University - mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda jaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran, dan ternyata tanda-tanda tersebut sangat erat kaitannya dengan kualitas karakter (moral) individu. Tanda-tanda yang dimaksud adalah : (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.

Mengingat pentingnya penanaman karakter di usia dini dan mengingat usia prasekolah merupakan masa persiapan untuk sekolah yang sesungguhnya, maka penanaman karakter yang baik di usia prasekolah dan sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Reformasi pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar memang sudah sangat mendesak. Jika jenjang pendidikan dasar sebagai fondasi dari sistem pendidikan yang ada sekarang ini kuat dan kokoh maka kokoh pulalah pendidikan di jenjang berikutnya. Lemahnya pendidikan dasar yang kita miliki sekarang inilah yang menjadikan pendidikan kita menjadi terpuruk jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Itulah yang menggetarkan hati kita untuk bersama-sama merancang materi ajar mulai jenjang pra sekolah dan jenjang sekolah dasar sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan masyarakat.

Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Sekolah dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya.

A.2. TUJUAN

· Membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan intelektual siswa secara optimal

· Membentuk manusia yang lifelong learners (pembelajar sejati)

A.3. STRATEGI

  1. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya (student active learning, contextual learning, inquiry-based learning, integrated learning)
  2. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning community) sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat.
  3. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, loving the good, and acting the good.
  4. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan manusia.

B. KONSEP PENDIDIKAN SD KARAKTER

Periode usia dini merupakan periode yang sangat penting yang menentukan keberhasilan seseorang di kemudian hari. Pendidikan yang tidak tepat pada usia ini akan berujung kegagalan anak. Beberapa hasil penelitian telah membuktikan hal tersebut.

· Menurut Sue Bredekamp et. al (1992), banyak praktek-praktek pendidikan yang salah yang dilakukan pada anak-anak usia dini (usia TK dan SD), sehingga gagal menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan.

· Hasil studi Howard (1980) menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan sistem pendidikan yang salah, skor kreativitasnya akan menurun sebanyak 90% antara usia 5 sampai 7 tahun. Apabila sistem pendidikan tidak mendukung berkembangnya kreativitas, maka penurunan ini akan berlanjut ketika mereka mencapai usia 40 tahun, sehingga sebagian besar mereka hanya mempunyai tingkat kreativitas kira-kira 2% dari tingkat kreativitas masa kanak-kanak yang penuh dengan imajinasi.

· Hasil riset otak mutakhir membenarkan pendapat tentang pentingnya periode dini usia sebagai masa membangun fondasi manusia pecinta belajar. Dalam bukunya “Give Me A Child Until He Is Seven”, Brierley (1994) mengemukakan “Evidence from brain studies … demonstrate the young brain’s potential, flexibility and resilience highlight the crucial the crucial importance of the preschool and early school years. What is known lends support for more and better opportunities for children in these vital years of life from birth to about 8.”

B.1. PENDIDIKAN KARAKTER

Metode pendidikan karakter yang diterapkan yaitu melalui apersepsi setiap pagi hari dengan cara yang patut. Pendekatan “Heartstart” yang dikembangkan oleh Indonesia Heritage Foundation adalah dengan memberikan pendidikan karakter secara sistematis selama 15 menit setiap pagi hari dengan menanamkan 9 pilar karakter yakni nilai-nilai luhur universal, yaitu:

1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love Allah, trust, reverence, loyalty).

2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness)

3. Kejujuran/Amanah dan Arif (trustworthines, honesty, and tactful)

4. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience)

5. Dermawan, Suka menolong dan Gotongroyong/Kerjasama (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation)

6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm)

7. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership)

8. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humility, modesty)

9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity)

Pilar karakter ini dilengkapi dengan K4 yaitu Kebersihan, Kerapihan, Keamanan dan Kesehatan. Setiap tema pilar diterapkan selama 2 minggu secara bergantian.

B.2. KURIKULUM SD KARAKTER

Kurikulum yang digunakan adalah “Kurikulum Holistik Berbasis Karakter” (Character-based Integrated Curriculum), yaitu kurikulum terpadu yang “menyentuh” semua aspek kebutuhan anak. Sebuah kurikulum yang terkait, tidak terkotak-kotak dan dapat merefleksikan dimensi, keterampilan, dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual. Bidang-bidang pengembangan yang ada di TK dan mata pelajaran yang ada di SD yang dikembangkan dalam konsep pendidikan kecakapan hidup yang terkait dengan pendidikan personal dan sosial, pengembangan berpikir/kognitif, pengembangan karakter dan pengembangan persepsi motorik juga dapat teranyam dengan baik apabila materi ajarnya dirancang melalui pembelajaran yang terpadu dan menyeluruh (Holistik).

Pembelajaran holistik terjadi apabila kurikulum dapat menampilkan tema yang mendorong terjadinya eksplorasi atau kejadian-kejadian secara autentik dan alamiah. Dengan munculnya tema atau kejadian yang alami ini akan terjadi suatu proses pembelajaran yang bermakna dan materi yang dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang pengembangan yang ada dalam kurikulum.

Pembelajaran holistik berlandaskan pada pendekatan inquiry dimana anak dilibatkan dalam merencanakan, bereksplorasi dan berbagi gagasan. Anak-anak didorong untuk berkolaborasi bersama teman-temannya dan belajar dengan “cara” mereka sendiri. Anak-anak diberdayakan sebagai si pembelajar dan mampu mengejar kebutuhan belajar mereka melalui tema-tema yang dirancang.

Sebuah pembelajaran yang holistik hanya dapat dilakukan dengan baik apabila pembelajaran yang akan dilakukan alami-natural-nyata-dekat dengan diri anak, dan guru-guru yang melaksanakannya memiliki pemahaman konsep pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga dibutuhkan kreativitas dan bahan-bahan/sumber yang kaya serta pengalaman guru dalam berlatih membuat model-model yang tematis juga sangat menentukan kebermaknaan pembelajaran.

Kurikulum ini mengacu pada metode pendidikan yang berdasarkan riset-riset terbaru telah terbukti efektif.

  • Developmentally Appropriate Practices (DAP)

  • Student Active Learning

  • Multiple Intelligences

  • Contextual Learning

  • Joyful Learning

Kurikulum ini ditujukan untuk membentuk kualitas karakter yang mencirikan seorang pembelajar sejati (lifelong learner), yaitu:

  1. Selalu ingin tahu dan bertanya (inquirer)

  2. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinkers)

  3. Berpengetahuan luas (knowledgeable)

  4. Komunikator yang efektif (effective communicator)

  5. Berani mengambil resiko (risk taker)

B.3.SENTRA-SENTRA

Sentra merupakan pusat kegiatan yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan untuk mendukung kegiatan-kegiatan di dalamnya. Sentra digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, juga disediakan waktu untuk kegiatan sentra bebas dimana setiap anak dapat memilih sentra yang akan digunakannya. Saat ini sentra yang tersedia di dalam maupun di luar kelas adalah:

  1. Sentra Membaca (Reading Corner)

  2. Sentra Rancang Bangun (Blocks Corner)

  3. Sentra Ibadah (Praying Corner)

  4. Sentra Seni (Art Corner)

  5. Sentra Matematika (Math Corner)

  6. Sentra Komputer (Computer Corner)

  7. Sentra Ternak dan Kebun

  8. Sentra Imajinasi

  9. Dapur

B.4. EVALUASI BELAJAR

Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan sistem portofolio. Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk mengukur hasil akhir belajar, namun juga menilai proses belajar yang terjadi. Evaluasi terutama ditujukan untuk perencanaan kegiatan belajar berikutnya dan memantau perkembangan kompetensi yang dimiliki anak. Adapun perangkat-perangkat dari sistem portofolio ini adalah:

1. Evaluasi kegiatan belajar harian

2. Anecdotal Record

3. Kumpulan hasil karya anak

4. Learning log

Setiap anak memiliki buku khusus learning log yang berfungsi untuk mencatat semua pengalaman belajar anak, baik yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Catatan dilakukan sendiri oleh anak sebagai refleksi pribadi dari proses belajar yang dilakukannya. Catatan atau komentar dapat juga diberikan oleh guru ataupun orang tua.

Buku learning log ini khusus merupakan catatan proses belajar anak, dan bukan catatan tentang perilaku khusus anak atau permasalahan yang sedang dihadapinya. Jika ada hal-hal khusus yang ingin dibicarakan oleh orang tua dan guru, maka dapat dilakukan melalui surat tertutup atau pembicaraan pribadi di luar jam sekolah.

Beberapa Keunggulan yang Diterapkan di SD Karakter

  • Setiap guru menangani maksimal 13 siswa

  • Penerapan pendidikan karakter setiap hari secara terintegrasi dalam setiap kegiatan

  • Menggunakan metode pembelajaran siswa aktif (student active learning)

  • Pembelajaran bersifat tematis (integrated learning)

  • Pembelajaran disertai dengan praktek langsung atau kunjungan (fieldtrip) yang terkait dengan tema pembelajaran

  • Mengaplikasikan metode project-based learning (dalam setiap tema, siswa diberikan project yang mendorongnya untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki)

  • Sistem evaluasi menggunakan sistem portofolio yang menilai seluruh aspek belajar siswa

C. WAKTU BELAJAR

1. Kegiatan belajar mulai hari Senin – Jum’at (Sabtu libur).

2. Hari Senin-Kamis sekolah dimulai jam 07.30 – 12.15 WIB dan hari Jumat sekolah dimulai jam 07.30 - 11.00 WIB.

3. Ekstrakurikuler dilakukan setelah jam sekolah sesuai jadwal yang diberitahukan sekolah.

Jadwal kegiatan di sekolah adalah sebagai berikut:

Waktu

Aktivitas

07.30-07.45

Senam

07.45-08.30

Kegiatan Pagi

(Welcome Activity)

08.30-08.45

Pilar Karakter

08.45-09.30

Kegiatan Inti 1

09.30-10.00

Break

10.00-11.00

Kegiatan Inti 2

11.00-11.15

Break

11.15-12.00

Kegiatan Inti 3

12.00-12.30

Penutup dan Shalat Dzuhur

12.30-12.45

Makan Siang

12.45-13.30

Pengayaan dan Kegiatan Inti 4*

* untuk kelas 3 dan 4

Ekstrakurikuler*

Iqra, melukis, taekwondo, pramuka, English Club* (disesuaikan dengan kebutuhan murid)

Tenaga Pengajar

Lulusan IPB, UI dari berbagai fakultas yang telah mendapatkan training quantum learning, kecerdasan emosi, komunikasi efektif, student active learning dan berbagai training yang berkaitan dengan pendidikan usia dini

Pemrakarsa

Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc

(Dosen & Pemerhati Keluarga dan anak)

Psikolog

Melinda Hariyanti R.K.M, Psi

Fasilitas

  • Tempat belajar yang dirancang untuk akrab dengan alam (seperti gazebo permanen dan rumah pohon) aman bagi anak

  • Buku-buku

  • Berbagai macam permainan edukatif

  • Lab. Komputer

  • Taman bermain

  • Konsultasi pendidikan anak

INFORMASI PENDAFTARAN

Silahkan Hubungi Kami:

SD Karakter

Alamat : Jl. Raya Bogor Km 31, No.46. Cisalak, Cimanggis, Depok.

Phone : 021-8712022/021-8710539

E-mail : ihf_karakter@yahoo.com


Send mail to: ihf_karakter@yahoo.com with questions or comments about this website
Copyright © 2008 Indonesia Heritage Foundation
Last modified: June 25, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa pendapat Anda dengan Blog ini?

Pengikut