SELAMAT DATANG DI BLOG HARYOTO SUNGAILIAT BANGKA

Senin, 28 September 2009

Puisi-Puisi WS Rendra (Mahasiswa dan Pendidikan Karakter)

Puisi-Puisi WS Rendra (Mahasiswa dan Pendidikan Karakter)

2009 Agustus 7

Sajak Pertemuan Mahasiswa

Oleh : W.S. Rendra

Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “ Kami ada maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”

WS Rendra Muda

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?”

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya : “Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?”

Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba. Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita berdiri di pihak yang mana !

Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaja.

Video Pilihan



============================================

Sajak Sebatang Lisong

Oleh : W.S. Rendra

Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat, dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka

Matahari terbit. Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.

Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan, tanpa pepohonan, tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………

Menghisap udara yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.

Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.

Aku bertanya, tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

Bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon,
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.
………………

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Inilah sajakku
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.

19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Institut Teknologi Bandung, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaya.

Video Pilihan

===============================================

Sajak Anak Muda………bersambung ke halaman 2

6 Votes
Quantcast

Halaman: 1 2 3

23 Tanggapan leave one →
  1. 2009 Agustus 11

    negeri ini akan selalu mengenang namamu…
    kau telah menjadi budayawan yang sejati…
    karya2 besarmu mengiringi kepergianmu…
    kini kau telah terbang bebas dialam sana…
    kau telah bebas dari kerengkeng duniawi yang fana ini…
    kau akan lebih tenang disana..

    selamat jalan sang merak ku…..
    Iklan Gratis

  2. 2009 Agustus 12
    citra permalink

    slmt jalan………

  3. 2009 Agustus 12
    Edy permalink

    Belumkering air mataq,ketika aq kehilangan sosok seniman jenaka, sederhana nan bersahaja.Dan hsekarangi air mataku kembali tumpah.Sosok yang paling kukagumi telah kembali kepangkuan Yang Esa.Selamat jalan wahai sahabat…….j wahai Rendra…….Selamat jalan wahai Sang Burung Merak………Karya-karyamu kan selau indah dan terkenang dihatiku……

  4. 2009 Agustus 12

    setiap darah yang membeku
    tlah hilang dari kesadaranya
    dingin bagaikan es batu
    yang selalu tersimpan pada arwahnya

    meneteskan bayanganya
    dari sudut yang di terimanya
    sadarlah wahai manusia
    akan dosa yg kau buat

    ingatkalah kau tentang hari kiamat
    di mana kau akan di hisab
    dan ditanyakan tentang sholat
    itulah yang kan menentukan takdirmu

    cinta selalu bertanya ?
    pada jiwa setiap insan
    yang selalu menghindar
    dan tidaklah ia kerjakan

    huh…………
    hati setiap insan selalu berbeda hati dan jiwa
    kaulah yang kami puja
    tuhan yang maha kuasa………………….

  5. 2009 Agustus 14
    fatimah az-azahra permalink

    excellent.
    slamat jln, namamu akan slalu dkenang sampai kapanpun & dimanapun

  6. 2009 Agustus 15
    fachrurozie permalink

    selamt jalan
    sudara
    tangis air menatap masa depan
    kau tinggal kan burung garuda
    selamat jala
    saudara semoga kau tetap tenang dan sabar
    amiiiin

  7. 2009 Agustus 17

    Rendra dan karyanya yang tak terlupakan…..
    info yang sangat menrik dan membangun …. trim’s

  8. 2009 Agustus 18
    priyambodo permalink

    selmat jln sang burung merak………. wlopun engkau tlah tiada, krya-kryamu msih hidup dalam benakku…….
    smg engkau tenang di alam sana amien.

  9. 2009 Agustus 19
    tyo permalink

    mati satu tumbuh seribu…….
    ayo lahirlah rendra-rendra baru
    yang semoga mampu menjadi embun nan menyejukan
    di tengah carut marut bangsa
    siapa berikutnya?

  10. 2009 Agustus 27

    “SUPER”

Lacak Balik & Ping Balik

  1. Paman Doblang (nukilan) « Harto Basuki

Tinggalkan Balasan

Note: You can use basic XHTML in your comments. Your email address will never be published.

Berlangganan umpan komentar ini melalui RSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa pendapat Anda dengan Blog ini?

Pengikut